30 Tahun Lagi Penggunaan Energi Fosil RI Turun Drastis

Jakarta, CNBC Indonesia - Transisi energi disebut sebagai sebuah keniscayaan. Semua negara di dunia berbondong-bondong melakukan transisi dari pemakaian energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT), termasuk juga Indonesia.

Transisi energi yang semakin masif membuat pemakaian energi fosil diperkirakan bakal turun drastis dalam 30 tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Oleh karena itu, menurutnya potensi yang ada harus segera dilakukan pengembangan.


"Dan kita paham bahwa bisa kembangkan ini semua karena 30 tahun ke depan energi transisi akan sampai di mana fossil fuel akan berkurang signifikan," paparnya dalam "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual pada hari ini, Rabu (01/09/2021).

Dia berpandangan, jika tidak segera dilakukan pengembangan, maka nantinya malah tidak bisa dikapitalisasikan atau dimanfaatkan. Namun dengan adanya teknologi penangkapan karbon, diharapkan potensi migas ini masih tetap bisa dikembangkan ke depannya.

"Sudah ada tantangan karena transisi energi global. Kita percaya dari teknologi penangkapan karbon," imbuhnya.

Arifin mengatakan, saat ini RI masih melakukan impor minyak, namun di sisi lain mengekspor gas bumi. Untuk memanfaatkan sumber daya gas yang ada dan bisa menekan impor minyak, dia pun mengajak agar gas alam ini bisa semakin dioptimalkan. Pemerintah pun menurutnya tengah berupaya untuk mengoptimalkan gas bumi di dalam negeri.

"Kita memang impor minyak, tapi kita produksi dan ekspor gas bumi. Kita harus optimalkan gas alam domestik kita," tegasnya.

Guna menekan impor minyak ini, menurutnya pemerintah berupaya menekan konsumsinya, salah satunya melalui pemanfaatan kendaraan listrik. Dengan beralih ke kendaraan listrik, menurutnya ini akan berkontribusi pada pengurangan impor BBM.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto sempat mengatakan, dampak dari pemanfaatan kendaraan listrik, ribuan barel impor BBM bisa ditekan tahun ini.

Penurunan impor BBM ini akan semakin besar dengan meningkatnya pengguna kendaraan listrik dari tahun ke tahun berikutnya.

Pada 2025 impor BBM diproyeksikan bisa ditekan sampai 37.000 barel per hari (bph). Lalu, pada 2030 kembali bisa ditekan sampai 77.000 bph. Kemudian, pada 2040 bisa ditekan sampai 300 ribu bph.

"Dampaknya, mulai 2021 akan mengurangi impor BBM ribuan barel per hari," ungkapnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, status 1 Januari 2020, potensi cadangan gas nasional mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF), dan cadangan terbukti mencapai 43,6 TCF. Dengan jumlah tersebut, ini bisa untuk mencukupi 19,9 tahun produksi ke depan. Sementara potensi cadangan minyak nasional 4,17 miliar barel dan cadangan terbukti minyak hanya 2,44 miliar barel atau hanya cukup untuk 9,5 tahun.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

0 Response to "30 Tahun Lagi Penggunaan Energi Fosil RI Turun Drastis"

Post a Comment