Difabel Desa Gumiwang Banjarnegara Menjadi Berdaya Produksi Batik Ciprat Lebih Percaya Diri

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Batik berwarna biru terpajang di Shelter Workshop Peduli yang menyatu dengan rumah Sri Haryati, warga Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.

Penampilan kain batik itu berbeda dari batik pada umumnya. Motifnya pun tak penuh. Lebih menyerupai gambar berurutan. Kemudian, dihiasi bintik warna warni tak beraturan.

Orang menyebutnya batik ciprat. Sesuai namanya, batik ini dibuat lewat cara mencipratkan larutan malam pada lembaran kain.

Menariknya, batik ini dibuat oleh difabel yang merupakan warga desa tersebut.

Tidak ada pola yang pasti dalam membuat batik ini. Mereka membuat dengan selera masing-masing. Itu sebabnya, hasil setiap produk berbeda.

Baca juga: Dinsos Banjarnegara Masih Layani Kebutuhan Kursi Roda, Sampai Detik Ini Sudah Salurkan 337 Unit

Baca juga: Gunakan PLTS, Ponpes Tanbihul Ghofilin Banjarnegara Bisa Berhemat Tagihan Listrik PLN hingga Separo

Baca juga: Belajar Tatap Muka Aman Sejak Akhir 2020 di Banjarnegara, Dinkes: Kuncinya Disiplin dan Vaksinasi

Baca juga: Masih Kontroversi, Penggantian Logo Banjarnegara Dikaitkan Partai Politik, Tuswadi Katakan Ini

Pun sulit memahami kejelasan makna dari gambar abstrak tersebut. Tapi, ini justru yang membuatnya unik.

Di halaman rumah yang disulap sebagai bengkel produksi, beberapa pemuda difabel terlihat bersemangat memproduksi batik ciprat.

Mereka antusias mewarnai kain yang telah diberi motif (ngeblok). Mereka lantas menjemurnya di bawah terik matahari.

"Setiap produk hasil cipratannya berbeda, gak bisa sama," kata Sri Haryati, pengelola Shelter Workshop Peduli Desa Gumiwang, ditemui di bengkel produksi, Senin (4/10/2021).

Beberapa difabel yang bergabung di shelter workshop ini di antaranya Magfur, Misro, dan Agus. Ketiganya memiliki latar belakang berbeda.

0 Response to "Difabel Desa Gumiwang Banjarnegara Menjadi Berdaya Produksi Batik Ciprat Lebih Percaya Diri"

Post a Comment